Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan momen Gerhana Matahari Total (GMT) tidak membahayakan masyarakat. Jelang peristiwa itu, masyarakat harus tata cara menikmatinya.
- Wanita Kembar Ini Dioperasi Plastik: Hasilnya Mencengangkan!
- Fakta Unik Rambut Kemaluan Yang Jarang Diketahui
- Enam Rumah Dilalap Si Jago Merah
- Ditreskrimum Polda Kepri Grebek Perdagangan Orang di Pelangi Karaoke
- Baca! Bagi Yang Sudah Berkeluarga Medsos Menjadi salah Satu Penyebab Perceraian Yang Paling Sering Terjadi
Dia menjelaskan, fase gerhana matahari sebagian terjadi saat piringan
bulan menyentuh piringan luar matahari, lalu bulatan cahaya matahari
berubah perlahan jadi sabit. Semakin lama, sabit matahari semakin tipis
sehingga terjadi gerhana matahari total (GMT).
"Fase total akan terjadi jika seluruh permukaan matahari tertutupi oleh bulan," kata dia
"Jika melihat pada fase gerhana matahari total terjadi, maka tidak berbahaya," ujar Andi di Kantor BMKG.
"Jangan melihat langsung ke arah matahari dalam waktu lama," lanjutnya.
Jika terlalu lama melihat, kata Andi, dapat menyebabkan retina mata alami penglihatan kabur selama berminggu-minggu bahkan berujung kebutaan. Sebab, pada bagian mata itu tidak memiliki sensor.
Imbauan BMKG, masyarakat hindari melihat pada fase gerhana sebagian. Paparan cahaya matahari dengan intensitas tinggi akan menembus mata dan merusak lapisan retina mata yang berisi saraf sensitif.
GMT yang bakal terjadi pada 9 Maret mendatang, dipastikan insiden yang bermuatan ilmiah yang sangat penting untuk diketahui seluruh masyarakat Indonesia. "Untuk itu, jangan lewatkan untuk menyaksikan GMT 9 Maret nanti," tandasnya.
"Fase total akan terjadi jika seluruh permukaan matahari tertutupi oleh bulan," kata dia
"Jika melihat pada fase gerhana matahari total terjadi, maka tidak berbahaya," ujar Andi di Kantor BMKG.
"Jangan melihat langsung ke arah matahari dalam waktu lama," lanjutnya.
Jika terlalu lama melihat, kata Andi, dapat menyebabkan retina mata alami penglihatan kabur selama berminggu-minggu bahkan berujung kebutaan. Sebab, pada bagian mata itu tidak memiliki sensor.
Imbauan BMKG, masyarakat hindari melihat pada fase gerhana sebagian. Paparan cahaya matahari dengan intensitas tinggi akan menembus mata dan merusak lapisan retina mata yang berisi saraf sensitif.
GMT yang bakal terjadi pada 9 Maret mendatang, dipastikan insiden yang bermuatan ilmiah yang sangat penting untuk diketahui seluruh masyarakat Indonesia. "Untuk itu, jangan lewatkan untuk menyaksikan GMT 9 Maret nanti," tandasnya.