Agen Bola - Mantan juara Wimbledon Marion Bartoli yang tengah berjuang melawan penyakit langka yang menghinggapinya, mengaku tak menyesal bila ia harus meninggal dunia saat berlangsungnya turnamen grand slam tersebut.
Bartoli menjadi juara Wimbledon setelah mengalahkan Sabine Lisicki di babak final pada 2013 lalu. Tahun itu pula, meski baru berusia 28, Bartoli mengundurkan diri sebagai pemain profesional.
Saat itu ia mengaku mengidap penyalit langka yang disebabkan oleh virus H1N1. Penyakit yang diderita Bartoli pernah menjadi wabah yang merenggut jutaan korban di tahun 1918.
"Saya tidak tahu apakah bisa bangun pada pagi hari," kata Bartoli yang kini berprofesi sebagai komentator televisi. "Tetapi saya pikir, kalau pun saya harus mati, saya bisa menerima bila terjadi saat Wimbledon..."
Bartoli yang pernah lolos ke final Wimbledon pada 2007, mengaku saat menjadi juara pada 2013, sebenarnya tubuhnya sedang tidak sehat. "Menjadi juara di Wimbledon tak ubahnya seperti kejaiaban dari Tuhan," kata Bartoli.
Tentang penyakitnya, Bartoli mengaku sering sakit hati karena banyak yang salah mengerti. "Di belakang saya, orang-orang bergunjing bahwa saya mengalami anoreksia," kata Bartoli. Anoreksia adalah kecenderungan seseorang untuk mengurangi konsumsi makan untuk mencapai berat badan yang dinginkan.
"Saya ingin menjerit dan berkata kepada mereka bahwa mereka tindak mengerti apa pun tentang yang saya alami," ungkapnya. "Saya berjuang untuk bertahan setiap hari. Saya tidak bisa menerima orang-orang mengatakan saya melakukan hal ini secara sengaja."
"Tubuh saya tidak bisa mencerna protein. Saya juga kehilangan rambut serta gigi saya yang tanggal," keluh Bartoli. "Saya tidak bisa membasuh badan dengan air secara normal. Saya bahkan mengenakan baju untuk anak usia 14 tahun."