Organisasi Terstruktur dalam Pertahanan dan Penyerangan Real Madrid - mahkotaberita.com - Berita Terkini, Terupdate Dan Terpercaya

Post Top Ad

iacpoker

Bonus JP
Organisasi Terstruktur dalam Pertahanan dan Penyerangan Real Madrid

Organisasi Terstruktur dalam Pertahanan dan Penyerangan Real Madrid

Share This
Info Bola - Setelah menjuarai La Liga, Real Madrid mengincar gelar double dengan menjuarai Liga Champions di akhir pekan ini yang sekaligus akan menjadi gelar Liga Champions ke-12. Di final yang akan berlangsung di Stadion Millenium, Cardiff, Madrid akan menghadapi Juventus.

Madrid adalah kesebelasan dengan penyerangan terbaik di Liga Champions musim ini. Mereka berhasil mencetak 32 gol dengan rata-rata 19,6 tembakan per pertandingan. Kedua angka tersebut adalah angka terbaik di antara seluruh kesebelasan yang terlibat di Liga Champions 2016/2017.

Kemampuan menyeluruh dan keseimbangan dari semua pemain di atas lapangan menjadi kunci pada pertandingan nanti, di mana Real Madrid memiliki penyerangan terbaik sementara Juventus adalah pertahanan terbaik (hanya kebobolan tiga kali).

Bagaimana Real Madrid bisa melaju ke final dan rencana apa yang sudah Zinedine Zidane siapkan untuk menghadapi Juventus nanti?

Kekuatan: Organisasi dan Respons Taktik Zidane

Madrid adalah kesebelasan yang dipenuhi pemain bintang. Manajer mereka, Zidane, sejauh ini berhasil menguasai ruang ganti untuk menjadi pemimpin bagi para pemain bintang Real Madrid tersebut.

Secara taktikal, Zidane memiliki pendekatan yang lebih sederhana jika kita membandingkannya dengan Juventus. Formasi andalannya adalah 4-3-3 dengan dua pemain sayap, yaitu Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo, yang menjadi fokus penyerangan mereka.

Namun kesederhanaan ini bisa bertransformasi karena respons-respons taktik Zidane selalu tepat. Respons ini bukan hanya ia tunjukkan ketika sedang menghadapi kesebelasan lawan, tapi juga ketika ia sedang mengalami masalah cedera para pemainnya.

Pada saat Bale cedera, ia memainkan formasi 4-3-1-2 (atau bisa juga dibaca 4-4-2 berlian) dengan Isco bermain sebagai gelandang serang, serta Ronaldo dan Karim Benzema sebagai ujung tombak.
Satu hal yang membuat Zidane bisa menguasai skuat penuh bintang Madrid ini adalah keberhasilannya membuat struktur organisasi yang kuat saat Madrid bertahan. Saat bertahan itu, Madrid bermain menekan bek tengah lawan.

Dengan tiga pemain di depan, baik saat memainkan formasi 4-3-3 maupun 4-3-1-2, mereka bisa menekan pertahanan lawan secara bergantian, bahkan sampai bek sayap lawan. Namun tidak seperti Juventus yang melakukan penjagaan pemain dalam menekan, Madrid lebih kepada memotong jalur operan lawan. Melalui pendekatan ini, Real Madrid berhasil mencatatkan 16,9 intersep per pertandingan di Liga Champions yang merupakan angka tertinggi musim ini.

Tekanan yang menghasilkan banyak perebutan bola (melalui intersep untuk kasus Madrid ini) biasanya membutuhkan agresivitas dari para pemain yang melakukan pressing tersebut. Ketika faktor stamina akan menjadi kunci karena sebuah kesebelasan tidak bisa menekan sepanjang pertandingan, Madrid bisa melakukannya dengan pendekatan kecerdasan pengambilan posisi untuk memotong bola alih-alih agresivitas.
Meskipun demikian, mereka memiliki gelandang bertahan yang agresif dalam diri Casemiro. Pemain asal Brasil ini menjadi kunci. Ia bermain di area di depan bek Real Madrid untuk menutup jalur operan lawan, melakukan pressing, yang pada akhirnya bertujuan untuk merebut bola. Agen Bola

Post Bottom Ad



jdk

bape88

loading...

Pages