Agen Bola - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menunjuk juru bicara baru. Dia Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri.
Kursi juru bicara Kemenpora memang sedang lowong. Itu setelah Gatot S. Dewa Broto naik jabatan sebagai Sekretaris Menpora.
Anindya, 25 tahun, dipercaya sebagai pengganti Gatot dengan beberapa alasan. Selain sebagai pesohor, Anindya juga pernah menekuni bulutangkis saat masih remaja. Dia bergabung dengan mantan atlet bulutangkis. Klubnya saat itu adalah PB Remaja Semarang.
Proses penunjukkan itu bermula dari saat Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, bersama-sama Anindya bertugas sebagai juri Putri Indonesia. Obrolan pun berlanjut dengan perekrutan Anindya sebagai bagian Kemenpora.
Awalnya, Anindya tak menyangka bakal didapuk sebagai juru bicara Kemenpora. Malah, dalam prosesnya kemudian dia juga ditunjuk sebagai duta Ayo Olahraga.
Sebelum tugas itu digedok dalam sebuah Surat Keputusan, Anindya berupaya untuk mencari tahu perkembangan terkini olahraga Indonesia. Rupanya, tugas itu tak gampang.
detikSport berkesempatan berbincang dengan Anindya di Kantor Menpora, Senayan, Jakarta beberapa hari lalu. Perempuan berambut sepunggung itu menuturkan asyiknya menjalankan tugas barunya tersebut.
Berikut penuturan perempuan kelahiran Semarang pada 3 Februari 1992 itu saat wawancara dengan detikSport:
DetikSport (D): Bagaimana awalnya Anda didapuk menjadi juru bicara Kemenpora?
Anindya (A): Awalnya, Putri Indonesia 2017 ya, aku ditunjuk dari Yayasan Putri Indonesia sebagai dewan juri bersama Bapak Imam Nahrawi. Dari sana, saya kemudian banyak cerita soal pengalaman. Saya bilang, saya pernah ikut program Kemenpora ke Jepang, lalu Pak Imam juga bertanya olahraga apa? Saya bilang kalau saya dulu adalah atlet bulutangkis. Kemudian Pak Imam bilang, "Lho kamu atlet juga." Saya juga bilang banyak menyumbang ide untuk kegiatan pemuda. Akhirnya, bapak Menpora bilang ya sudah bantu saya saja untuk program kepemudaan dan olahraga dan jubir membantu Bapak Gatot S. Dewa Broto (Sekretaris Menpora).
D: Apakah Anda langsung menerima?
A: Awalnya saya tanya dulu. Pak (Menpora) jubir itu tugasnya sebagai apa? Kamu perhatikan bapak Gatot di media sosial. Ya sudah sambil jalan belajar, oke saya paham menjadi jubir harus menjadi mata, telinga, juga harus memahami semuanya.
D: Apakah Anda menyangka bakal menjadi jubir Kemenpora, apalagi dengan dinamika yang ada di dalamnya?
A: Iya benar banget. Saya juga baru sekali belajar dan masih perlu banyak belajar karena memang walaupun saya dasarnya dulu atlet dan alumni program Kemenpora, tapi sebelumnya tidak pernah mendalami serumit itu atau politik di dalam birokrasi. Jadi sambil jalan, sambil belajar juga, karena saya sangat suka untuk menambah wawasan.
D: Jadi apa saja yang Anda lakukan untuk mempelajarinya?
A:Ya, harus masih banyak tanya dengan bapak Gatot. Ini memang jadi tantangan bagi saya mendalami lagi apa yang terjadi di Kemenpora sendiri.
D: Lantas bagaimana konsep kerja Anda?
A: Iya, jadi nanti saya akan sering ke kantor walau tidak setiap hari. Jadi nanti sebisa mungkin nanti kalau ada waktu luang bisa mengantor di sini dan bertemu wartawan karena ada kerjaan lain juga sebagai jubir.
D: Ke depan ada SEA Games dan Asian Games. Apakah Anda sudah memahami soal dinamikanya?
A: Kalau sekarang masih mengikuti update-nya untuk SEA Games, Asian Games, lalu Asian Para Games. Jadi, dari semua ajang olahraga saya memiliki tanggung jawab agar pesta olahraga itu bisa bersuara. Atlet masih latihan masing-masing venue masih disiapkan, jadi masih sebatas untuk mengikuti perkembangan dari keduanya.
D: Publik masih bingung apakah Anda adalah Jubir atau Duta Ayo Olahraga. Bagaimana menurut Anda?
A: Memang ada miskomunikasi ya. Awalnya, memang diperkenalkan sebagai Jubir. Kemudian program Ayo Olahraga itu berasal dari deputi tiga dan pemilihan ini pun juga dari deputi III. Cuma saat pemilihan duta Ayo Olahraga sebenarnya tidak ada nama saya, kemudian pak Menpora akhirnya memasukkan nama saya sekalian. Jadi, sekaligus dua-duanya.
D: Berapa lama rencananya kontrak Anda?
A: Saya masih harus melihat surat tugasnya. Surat Keputusan Menteri sudah ada tapi saya belum terima
D: Bagaimana pendapat Anda setelah beberapa hari menjabat sebagai juru bicara?
A: Jadi banyak baca dan jadi banyak update tentang olahraga. Ternyata Kemenpora banyak tentang bola ya. Dulu kan saya beratnya di kepemudaan, kalau olahraga tahunya bulutangkis dan basket. Tapi, sekarang sudah jadi Jubir jadi tahu tentang sepakbola, kemudian persiapan SEA Games, Asian Games dan lainnya.
D: Kaget tidak?
A: Enggak karena kami belajar terus. Bagi waktunya pun tidak sulit tapi memang harus banyak baca untuk memahami substansinya. Enggak ada yang susah kalau mau belajar.
D: Lantas butuh berapa lama lagi untuk Anda beradaptasi?
A: untuk adaptasi aku terhitung cepat jadi as soon as possible, Insyaallah aku bisa membaur dengan semua update yang ada di Kemenpora.
D: Apa target Anda sebagai juru bicara Kemenpora, khususnya bidang olahraga dan pemuda?
A: Saya tidak menargetkan apa-apa. Tetapi, saya mencoba jadi jubir yang responsif dan memerankan tanggung jawabku sebaik-baiknya. Jadi solusi saya adalah banyak banyak nongkrong di sini dan banyak belajar dari Pak Gatot, dan beberapa kali mengikuti pak Imam, dan banyak mendengar nasihat dari bapak.
D: Apakah ada aktifitas Anda yang lain di luar menjadi Jubir Kemenpora?
A: Saya ada kerjasama dengan orang Singapura untuk sebuah proyek. Mereka investasi beberapa proyek sosial di Indonesia. Jadi, kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada bagian humanitarian project. Mereka investasi ke UGM dan penilitian di sana. Kalau di luar itu, saya masih olahraga basket, bulu tangkis dan lari. Tapi tidak yang sampai ikut lari maraton. Karena kaki sudah tidak bisa lari lama, kalau sudah sejam biasanya sakit karena sebelumnya sudah pernah cedera.
Selamat bekerja, Anindya!