AGEN BOLA - Beberapa bulan kosong dan sepi dari pedagang, kawasan PKOR kini kerap dijadikan tempat untuk memadu kasih pasangan muda-mudi di Bandar Lampung saat malam hari.
Mereka berpacaran di tempat-tempat yang gelap, di balik bangunan- bangunan, hingga ada yang dibalik semak-semak.
Pantaun Tribun selama dua hari, Jumat dan Sabtu malam (31/3-1/4/2017), sejak pukul 20.00 WIB, puluhan pasangan muda mudi terlihat memasuki kawasan PKOR.
Mereka mencari tempat- tempat yang minim penerangan bahkan cenderung gelap untuk berduaan.
Ada yang mojok seraya duduk di atas motor atau di dalam mobil, ada juga yang turun dari kendaraan dan duduk-duduk di tempat gelap.
Beberapa lokasi yang dijadikan tempat berduaan seperti di area Dewan Kesenian Lampung, depan anjungan-anjungan, hingga kolam pemancingan yang terletak di bagian belakang PKOR.
Di lokasi pemancingan yang gelap karana tak ada penerangan ditambah bekas gubuk-gubuk, membuat pasangan kekasih terlihat leluasa di sana.
Banyak diantara mereka melakukan aktivitas seperti berpelukan, berpangku-pangkuan, dan ada yang terlihat sibuk membenahi pakaian mereka seperti habis melakukan sesuatu.
Seorang pedagang di luar PKOR, Sudi mengungkapkan, PKOR kini jadi tempat kumpul orang pacaran semenjak ditinggal oleh para penjual.
"Sekarang makin parah dan gak jelas, ya di situ berderet di jalanan mau ke stadion, belum lagi yang di DKL keadaanya kan remang-remang," ungkapnya.
Ia menambahkan, belum lama ini kepergok, pasangan muda mudi di dalam mobil, yang pria hanya memakai singlet, yang perempuan tidak pakai celana.
"Itu kepergok karena mobil yang mereka bawa menabrak motor anak latihan karate. Kemudian mobil itu dikejar dan dijegat di depan pagar ini. Ternyata saat kaca dibuka, seperti itu keadaan yang laki dan perempuannya," ujar dia.
Menurut dia, perilaku menyimpang pasangan kekasih di PKOR memang bisa saja terjadi. Sebab, di dalam bebas dan sepi.
"Jadi ada kesempatanlah pasangan yang sedang pacaran," tandasnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan Widi, pedagang tahu krispi di dekat PKOR. Menurut dia, PKOR ini menjadi tempat orang pacaran.
"Balik seperti dulu lagi, PKOR jadi tempat orang mojok, ya itu tambah bebas dari pengawasan, mangkanya seenaknya sendiri," ungkapnya.
Menurut dia, aktivitas muda-mudi ini berlangsung sekitar pukul delapan malam ke atas.
"Ya ramai orang mojok itu pasti malam minggu selepas jam delapanan lah, lalu lalangnya saja kelihatan jelas," pungkasnya.
Pedagang lain di kawasan PKOR, TM menuturkan, memang kalau malam hari, PKOR kerap dijadikan tempat berpacaran.
Mereka biasanya akan mencari tempat yang agak gelap untuk berduaan.
"Biasanya memang ada yang parkir motor, bawa pasangannya, cari tempat yang sekira strategis atau agak gelap gitu lah. Ya udah entah diorang ngapain disana.
Mungkin karena di sini tempatnya enak, sepi, jadi asyik buat berduaan. Malahan kadang-kadang ada juga mobil yang parkir semaleman di sini (sambil menunjuk arah puluhan meter dari tempat dagangannya).
Ngapain coba malam-malam parkir mobil di sini kalo gak pacaran atau mesum. Saya juga pernah usir kendaraan yang parkir deket warung saya malam-malam," ujarnya.
Sementara itu di bagian luar PKOR, terdapat pula cafe-cafe yang menghidupkan musik bervolume keras hingga dini hari. Kondisi ini juga mendapat keluhan dari warga sekitar. Arfani, warga sekitar mengatakan, kafe-kafe tersebut kerap buka sampai pukul 03.00-04.00 dini hari.
"Dan itu sambil tetap menghidupkan musik yang kencang. Jadi sangat menggangu," ujarnya.
Pihak Pol PP Provinsi Lampung belum memiliki langkah kongkrit atas kondisi PKOR kini.
Saat Tribun mengkonfirmasi dan menceritakan kondisi PKOR saat ini, Kasat Pol PP Provinsi Lampung Jayadi, cuma mengatakan, akan melihat kondisi selanjutnya.
Saat ditanya apa langkah terdekat yang akan dilakukan Pol PP Provinsi, ia cuma menjawab singkat, "Untuk kedepannya kita lihat nanti."
Tidak hanya itu, Jayadi juga mengatakan, akan menindaklanjuti kondisi PKOR jika media memberikan bukti foto-foto atas kondisi PKOR saat ini.
"Kalau memang ada bukti fotonya kirim ke saya. Nanti akan saya tindaklanjuti," katanya.